Kamis, 30 Juli 2009

beringin disimpang jalan

Suatu pertanyaan besar tengah terpusat terhadap partai golongan karya apakah akan pro pemerintah atau oposisi? Pertanyaan ini jelas tidak akan terjawab dengan waktu yang singkat.

Melihat dari perjalan partai yang berlambangkan beringin yang dikelilingi padi dan kapas. Sejarah mencatat lebih dari tiga dekade terakhir partai ini sealu berada sebagai pemangku pemerintahan. Namun sejarah itu mungkin saja akan terhenti pada periode 2009 terakhir dimana partai yang berlambangkan
Beringin ini pada pemilihan kursi Legeslatif kembali terdegradasi dari puncak kekuasaan legislatif sejak pada tahun 1999 disingkirkan oleh PDI-P dan pada tahun 2009 disingkirkan oleh Partai Demokrat, ditambah calon presiden yang diusung berdasarkan hasil perhitungan cepat juga mengalami kekalahan yang cukup telak.

Menjadi delema besar bagi partai ini, di satu sisi jika mereka memaksakan pro terhadap pemerintah, maka cap sebagai parasit kekuasaan pemerintah tetap melekat pada partai ini, namun disatu sisi jika partai ini bertindak sebagi oposisi akan menjadi bom waktu bagi partai ini sendiri, sebab partai ini diisi oleh para pengusaha (kapitalis) yang sangat tergantung terhadap kekuasaan pemerintah bagi kelangsungan usaha para kapitalis.

Ini
lah yang menjadi pertimbangan mendasar dan utama bagi partai golongan karya (golkar), apakah sanggup beringin besar ini hidup kekurangan air. Sebab jka memilih oposisi, harus siap hidup dilahan kering, rela batang, akar, dan dahannya kekurangan air.

Pertimbangan
politik yang matang merupakan jalan yang harus ditempuh oleh petinggi partai ini sebab kedua pilihan ini memiliki konsekuensi yang sama besarnya. Namun bila jeli melihat sistem pada bangsa ini maka jawaban terhadap pertanyaan diatas akan terjawab, bangsa ini memang secara subtansial sudah menganut sistem kapitalisme walaupun secara malu-malu kucing tidak mengakui.

Kapitalisme
sangat melekat pada dua unsur penguasa dan pengusaha. Kedua unsur ini saling bahu membahu dalam menciptakan system kapitalis, meski system ini sebenarnya sangat rapuh, sangat mudah terpecah dan penghianatan dan konstilasi politik akan sering terjadi.

Maka secara m
atematis partai golkar akan condung pro pemerintah, namun kita perlu mengingat bahwa perikatan itu sendiri terdiri dari dua pihak bukan hanya golkar tetapi jga pihak lain yang disini sudah pasti pro pemerintah yakni demokrat. Pertanyaan yang sebenarnya adalah, apakah partai demokrat mau merapat dengan Golkar?. yang mana Partai Demokrat dengan beberapa partai koalisi besarnya sudah merasa kecewa dengan tindakan praksi golkar pada parlemen yang masih berjalan dinodai dengan setujunya golkar agar DPR-RI meminta hak angket berkenaan dengan carut marutnya daftar pemilih tetap (DPT). Inilah yang membuat beberapa pengurus inti partai politik yang tergabung dalam koalisi besar merasa sangat kecewa dengan golkar.

Sudah terlihat ada beberapa petinggi partai yang tergabung dalam koalisi bersar merasa tidak nyaman dengan tindakan dari partai golkar yang mulai merapat dengan dengan demorkat, sementara disisi lain demokrat juga mulai memberikan angin segar.

1 komentar: