Sabtu, 24 Januari 2009

bush atau obama sama-sama mau mengalirkan darah muslim

Saat George W. Bush meninggalkan kantornya—Barack Obama dan timnya telah sibuk mempersiapkan diri untuk mengambil alih kekuasaan di Amerika seolah tidak puas dengan efektivitas Bush yang telah menumpahkan darah umat Islam, yang meliputi pembantaian lebih dari satu juta umat Islam di Irak dan Afghanistan. Obama dan timnya sedang merencanakan cara yang lebih efektif untuk memperdaya Islam dan umat Islam. Pendekatan yang diambil oleh Bush dalam “perang melawan teror” dianggap sebagai kegagalan oleh pemerintahan Amerika yang baru.
Dalam pidato di Senat Amerika, Hilary Clinton, Menlu Amerika yang baru mengatakan, “Kita harus menggunakan apa yang disebut smart power—suatu perangkat yang lengkap yang dilakukan dengan kekuasaan yang kami miliki. Dengan smart power, diplomasi akan menjadi garda depan politik luar negeri kami. “
Koran New York Times melaporkan bahwa Hilary Clinton menggambarkan smart power sebagai, “Ini artinya penggunaan semua perangkat yang bisa mempengaruhi - diplomatik, ekonomi, militer, hukum, politik dan budaya—untuk mendapatkan apa yang Anda inginkan.”
Amerika akan mencoba memperbaiki rusaknya reputasi dan efektivitas kebijakan luar negerinya dengan melakukan taktik baru. Umat Islam saat ini sadar bahwa Amerika Serikat adalah sebuah kekuatan penjajah dan tujuan-tujuan politik luar negerinya tidak akan pernah berubah. Inggris dan dan bangsa-bangsa penjajah lain, sebelum Amerika melakukan perubahan taktik yang sama ketika kekuatan militer dan pembunuhan gagal dilakukan. Menlu Inggris David Milliband mengatakan ketika melakukan perjalanan ke India bahwa Barat “tidak dapat keluar dari permasalahan pemberontakan dan pemberontakan sipil” dan menyarankan Barat perlu menggunakan hal-hal lain lebih dari sekedar cara-cara militer.
Pergeseran taktik dari penjajahan militer kepada penjajahan politik, ekonomi dan budaya adalah bukan hal yang baru bagi Amerika Serikat dan para kroni penjajahnya. Mereka masih bertujuan untuk mengeksploitasi dan mengambil keuntungan dari Negara-negara yang lebih lemah untuk kepentingan perusahaan-perusahaan dan kaum kapitalis di belakang mereka. Mereka memiliki sejarah panjang penggunaan para penguasa yang merupakan agen-agen mereka yang membuat kerusakan politik di dunia Muslim. Secara budaya, Barat telah menggunakan media untuk membawa pandangannya atas kehidupan dan telah mengekspor ide-ide itu kepada dunia Islam. Secara ekonomi, bahkan Negara-negara Teluk yang kaya dan terikat dengan dolar dan lembaga-lembaga keuangan internasional-lah yang memungkinkan Barat untuk menggunakan pengaruhnya atas mereka. Amerika tahu bahwa ia tidak bisa mengalahkan Dunia Islam dengan cara-cara militer saja dan karenanya berusaha untuk menggunakan segala cara yang mereka bisa lakukan.
Alasan mengapa Barat bisa terus mengeksploitasi umat Islam adalah dikarenakan negara-negara Muslim memungkinkan mereka untuk melakukan hal itu. Padahal mereka dapat dengan mudah mengungkap rencana-rencana kaum Kuffar itu dan menghalangi mereka. Ini bisa dilakukan apakah Amerika menggunakan kekuatan militer atau “Smart Power” atau tidak. Para penguasa Muslim itu gagal melakukan tugas mereka.
Hanya kepemimpinan Negara Khilafah-lah yang akan membebaskan atas setiap jengkal tanah kaum muslim dari belitan rantai militer, politik, budaya dan ekonomi yang dipaksakan oleh oleh Barat dan agennya. Sesungguhnya Nabi SAW mengatakan kepada kami bahwa Khalifah adalah perisai umat—sebuah perisai yang telah dihilangkan sehingga memberikan pukulan yang diarahkan kepada umat. Sementara para penguasa itu berkuasa, Barat akan terus mengeksploitasi kaum Muslim—istilahnya mungkin berubah dari “memberikan kejutan dan rasa takut” (shock and awe) menjadi “kekuatan yang cerdas” (smart power). Satu hal yang masih tetap sama adalah pengkhianatan para penguasa Muslim tersebut.
Diriwayatkan dari Abu Sa’id bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Pada hari kiamat akan ada sebuah bendera bagi setiap orang yang berdosa karena berkhianat. Bendera itu akan diangkat setinggi tingkat kesalahannya, dan tidak ada dosa pengkhianatan yang lebih serius dari pada pengkhianatan yang dilakukan oleh para penguasa. “ (HRS. Muslim)

Selasa, 20 Januari 2009

Barack Obama Dan Kebijakkannya


Di januari 2009 banyak “penomena-penomena” yang menyeruak kekhalayak, mulai dari tragedi kemanusiaan dijaluar gaza, penurunan harga BBM selama tiga tahap di Indonesia, hingga kisah pelantikkan Presiden pertama Amerika serikat yang berkulit hitam, yakni Barack Husien Obama.
Banyak orang yang berharap kepada Presiden Amerika yang akan dilantik pada hari selasa 20 januari 2009. Mampu membawa perubahan, baik bagi perekonomian dunia dari keterpurukan, sampai membawa perubahan yang terbaik dijalur gaza ini. Sebab terpilihnya seorang persiden yang berkulit hitam dinegara Amerika dipandang sebagai perwujudan dari demokrasi yang sangat luar biasa di Amerika serikat, dari 43 presiden amerika serikat yang sudah-sudah ialah mereka yang berkulit putih. Dengan terpilihnya Presiden berkulit hitam adalah kemenangan demokrasi
Namun tidak sedikit orang memandang pelantikan Presiden obama dengan nada minor serta tidak akan membawa perubahan secara global, terutama berhubungan dengan dunia islam. Sebab Presiden Barak obama hanya bisa mewarisi tradisi dan adat kebiasaan gedung putih belaka yang gaya “bar-bar” dengan sistemnya yang sangat kapitalis (bahkan neo kapitalis).
Umat islam secara khusus memandang kebijakkan dari Barack Obama tidak akan berbeda secara signifikan dengan pendahulunya (Bush). Karena sistem politik Amerika sendiri tidak berubah dan pola hubungan Amerika dengan Israel tetap erat, bahkan kebijakkan perang tidak berubah sama sekali, selain lokasinya saja yang berubah!. sehingga jika kita berharap dengan obama sama saja kita berharap dengan bush.
kenapa dikatakan demikian karena dengan masuknya Obama sendiri tidak mengubah sistem kapitalsime sekulernya, yang berubah hanyalah wajah dan figurnya saja
Adanya Pro Kontra terhadap pelantikaan Presiden baru Amerika Seriat Barack Obama, dan masyarakat amerika bahkan masyarakat Global menunggu kerjanya dan kebijakannya. Apakah pro perubahan atau tidak. Hanya waktu dan pandangan masyarakat lah yang mampu menjawabnya.

Sabtu, 17 Januari 2009

Gaza Menunjukkan Bahwa Demokrasi Bukanlah Solusi Bagi Kaum Muslim


Sejak Israel secara terbuka menghancurkan semua symbol-simbol pemerintahan Hamas di Gaza baik secara militer dan politik, dan secara bersamaan melakukan pembantaian yang tidak pandang bulu atas anak-anak yang tidak berdosa dan kaum perempuan, maka demokrasi di negeri Muslim, menjadi korban yang mencolok yang tidak dikehendaki.

Bagi Israel dan kelompok penggembira-nya di Barat hal ini kecil artinya, bahwa Hamas telah melakukan pemilihan umum yang demokratis untuk mengganti pemerintahan Fatah yang berkuasa di Gaza pada tahun 2006. Hamas dan Fatah kemudian tampil di pemerintahan dan saling berkelahi dengan melakukan pembunuhan dan mengakibatkan kematian di kedua belah pihak, dan akhirnya mempertentangkan kaum Muslim di Palestina.

Barat dan Israel sepertinya ingin menyatakan bahwa demokrasi sejalan dengan otoritas moral mereka atas bangsa-bangsa lain namun dengannya pula mereka secara nyata menumbangkan hak demokratis Hamas untuk memerintah Gaza. Jelas bagi barat hanya orang-orang demokrat, seperti Mahmoud Abbas lah, yang bisa dimanipulasi, dikontrol atau dipaksa, yang dapat diterima.

Gaza bukanlah contoh pertama bagaimana demokrasi telah membuat gagal kaum Muslim. Di Aljazair, Front Penyelamatan Islam (Islamic Front Salvation –FIS) yang mencoba menerapkan Shariah melalui demokrasi, memenangkan pemilihan putaran pertama pada bulan Desember 1991 dan nyaris menang tatkala pemerintah, yang jelas-jelas didukung Perancis dan Barat, membatalkan pemilu putaran kedua. Lalu terjadi perang saudara diantara kaum Muslim dimana ratusan ribu orang mati.

Pemerintahan demokratis yang ada sekarang telah berkolusi dengan Barat untuk menyerang dan membunuh warga negaranya sendiri, mengkrompromikan keamanan dan kedaulatan negaranya dengan negara lain dan telah melakukan kegagalan yang menghinakan dalam hal pemenuhan kebutuhan dasar dari orang-orang miskin yang hampir putus asa.

Demokrasi dan Sekuler telah berulang kali gagal untuk menghasilkan setiap perubahan positif yang signifikan bagi umat Islam. Demokrasi adalah alat politik yang digunakan untuk memanipulasi dan meredam tantangan yang fundamental atas status quo yang sekuler. Visi demokratis adalah pemecah belahan dimana umat tetap terperangkap dalam negara-negara terpisah. Demokrasi mempertentangkan kaum muslim dan mengadu domba sesama muslim yang seringkali menyebabkan kematian. Akhirnya, demokrasi adalah sebuah kontradiksi langsung atas ide ummat dan kesatuan Islam

Allah berfirman
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.” (TQS Al-Imran: 103)

Jumat, 02 Januari 2009

do'a untuk saudaraku di plestin

Menangis tanpa kata di 28 Desember 2008, kala kudengar kabarnya saudaraku
Kabar duka kembali merahkan tanah palestin dengan darah,
Awan kelabu melambung tinggi di angkasa palestin,
Gedung-gedungnya kembali di bom-bardir oleh roket israel
Tahukah engkau berapa banyak warga Palestin yang tewas..
310 orang lebih, telah kembali kepada Mu dengan sahid,
Ya Allah ku hanya mampu berdo’a semoga keselamatan atas
warga muslimin palestin…,
Si anak Muslim Palestin hanya mampu menangis menyebut nama MU,
para korban hanya mampu bersahadat atas MU dan RasulMU,
Kenapa israel (yahudi) tidak memiliki kemanusiaan?,
Apakah karena saking bencinya kepada kaum muslimin palestin, mereka tidak menggangap warga muslimin palestin bukan manusia…
Sehingga tidak pantas untuk dikatakan manusia, tidak pantas diperlakukan sebagai manusia, dan mereka memandang rendah bagaikan binatang rendahan.
Duhai saudaraku!, do’a ku atas mu kuhaturkan Kepada ALLAH yang maha Perkasa!, kiranya saudaraku yang ada diseberang sana bertanya dimana aku?, kala Israel membunuh, memperkosa, merendahkan akidahMu… Hamba harus berbuat apa, Hamba harus berkata apa?,
Sekali lagi Ya ALLAH engkau maha adil berikanlah keadilanmu kepada bangsa Israel (yahudi) yang tidak tahu diri dan tidak mau bersyukur!.
Ku tak mampu berkata dikala kami dinegri Indonesia sedang merayakan tahun baru islam, ku kira kau yang ada disana bisa dan berharap berbahagia ditahun barus islam, tapi tangismu kembali meyeruak ditanah kelahiranmu, tatkala Israel mnghadiahmu dan menghadiahi kaum muslimin dengan roket-roket hangat pengantar langkah pada Illahi Rabbi dengan syahid.
Duhai saudaraku yang ada diseluruh dunia Marilah kita menjadi penjaga islam dan syariahNya
Mari kita saling bergandingan tangan satukan ukhuwah…
Dengan Syariah dan Khillafah…..
Takbir!!! ALLAHU AKBAR..